Guru Honorer Garut Sindir Enan: Kabur di Tengah Tuntutan, Janji 2000 P3K Hanya Ilusi dan Pencitraan Politik

- 15 Juni 2024, 03:41 WIB
Fitri Fauziah Guru Honorer Asal Cibalong Kecewa dan Kritik Enan
Fitri Fauziah Guru Honorer Asal Cibalong Kecewa dan Kritik Enan /

GARUT60DETIK - Ribuan guru honorer kembali memadati halaman Gedung DPRD Garut, menyuarakan kekecewaan mereka yang semakin mendalam terhadap Wakil Ketua DPRD Garut, Enan. Aksi demo ketiga ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan ungkapan kekecewaan yang disertai sindiran tajam terhadap Enan yang dianggap hanya memberikan harapan palsu (PHP) dan melakukan pencitraan politik.

Enan, yang pada aksi demo kedua berjanji dan menyepakati dengan menandatangani kesepakatan akan mengangkat 2000 guru honorer melalui kuota P3K, kini terbukti berbohong. Hanya 600 guru honorer yang berhasil mendapatkan kuota, meninggalkan 1400 guru lainnya dalam kekecewaan yang mendalam. Para guru honorer merasa janji manis Enan hanya untuk meningkatkan citra politiknya semata.

Baca Juga: Sikap Nyinyir Euis Ida Memicu Amarah: Ketua DPRD Garut Dianggap Tak Pantas Jadi Wakil Rakyat

Saat aksi demo ketiga berlangsung pada hari Jumat, 14 Juni 2024, harapan para guru honorer untuk mendapatkan penjelasan langsung dari Enan pupus sudah. Bukannya menemui dan berdialog dengan massa aksi, Enan justru memilih kabur meninggalkan lokasi demo dengan mobil mewahnya. Tindakan enan yang pergi meninggalkan aksi guru honorer ini semakin memicu kemarahan para guru yang merasa dipermainkan dan tidak dihargai.

Fitri Fauziah, seorang guru honorer dari Cibalong, dengan nada menyindir menyuarakan kekecewaannya, " Pak Enan, jangan dulu kabur! Selesaikan dulu sampai tuntas. Ini malah kabur pergi meninggalkan massa aksi guru honorer dengan mobil mewah. jangan memberi kami harapan palsu (PHP). Hanya pencitraan saja!" ujar Fitri dengan nada kecewa berat. Seperti ribuan guru honorer lainnya, Fitri merasa dikhianati oleh wakil rakyat yang seharusnya memperjuangkan nasib mereka.

Baca Juga: Rudy Gunawan: RSUD Garut Perlu di Audit Menyeluruh untuk Lindungi Pasien Non-BPJS

Para guru honorer dengan keras menyindir Enan yang dianggap hanya melakukan pencitraan saat demo kedua. Kehadirannya saat itu hanya untuk menenangkan massa dengan janji-janji kosong yang ternyata tidak terealisasi. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk kebohongan terhadap perjuangan dan pengorbanan para guru honorer yang telah bertahun-tahun mengabdi tanpa kejelasan status.

Aksi demo ini tidak hanya menunjukkan kekecewaan para guru honorer tetapi juga mencerminkan ketidakpercayaan mereka terhadap wakil rakyat yang seharusnya menjadi penyambung lidah mereka. Para guru honorer menuntut agar DPRD Garut, khususnya Enan, segera menindaklanjuti kesepakatan yang telah dibuat dan menghentikan sandiwara politik yang hanya menguntungkan citra pribadi mereka.

Halaman:

Editor: Deni Gartiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah