DPRD Garut dan Janji Enan! 2000 Kuota Formasi P3K Hanya Angin Surga untuk Guru Honorer?

- 26 Juni 2024, 09:30 WIB
Berita Acara yang di tanda tangani di atas materai oleh Wakil Ketua DPRD Garut Enan
Berita Acara yang di tanda tangani di atas materai oleh Wakil Ketua DPRD Garut Enan /

GARUT60DETIK - Di balik lembaran kertas bertandatangan dan bermaterai sepuluh ribu rupiah, tersimpan janji yang begitu manis namun kini terasa pahit di hati para guru honorer Kabupaten Garut. Seperti sebuah dongeng yang dijanjikan oleh Wakil Ketua DPRD Garut, Enan, kuota 2.000 formasi Guru P3K untuk tahun 2024 seharusnya menjadi angin segar bagi para pengabdi pendidikan ini. Sayangnya, dongeng itu berakhir menjadi sekadar mimpi di siang bolong.

Para guru honorer, yang telah bertahun-tahun mengabdikan diri tanpa pamrih, berharap pada sebuah janji yang nyatanya hanya ditulis di atas kertas, bukan di hati para pemangku jabatan. Enan, dengan tanda tangan megahnya, seakan ingin menunjukkan komitmen yang tinggi. Namun, seperti layaknya senja yang meredup di ufuk barat, komitmen itu hilang tanpa jejak, menyisakan kegelapan bagi mereka yang telah berharap.

Baca Juga: Dugaan Pelanggaran Etika! FAGAR Laporkan Ketua dan Wakil Ketua DPRD Garut ke Badan Kehormatan

Adakah yang lebih menyakitkan daripada harapan yang dipatahkan? Di balik senyum dan sambutan hangat saat aksi para guru honorer, ternyata terselip sebuah pengkhianatan terhadap janji. 2.000 formasi berubah menjadi hanya 600, seakan menunjukkan betapa mudahnya janji diingkari, secepat tinta mengering di atas kertas.

Ketua Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR), Ma'mol Abdul Faqih menyatakan, "Apa yang dilakukan Pak Enan adalah sebuah pengkhianatan terhadap para guru honorer. Tanda tangan di atas materai seharusnya menjadi sebuah komitmen yang kuat. Namun, kenyataannya, janji yang diberikan hanya janji manis. Kami sudah melaporkan Wakil Ketua DPRD Garut Enan ke Badan Kehormatan (BK), Para guru honorer dikecewakan janji palsu." ungkapnya.

Baca Juga: HMI Cabang Garut Ancam Aksi Turun Ke Jalan, Jika DPRD Tak Transparan Soal Kasus Etik dan Moral

Dengan nada sindiran, "Mungkin Pak Enan perlu belajar bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal memberikan janji manis, tetapi juga soal menepati janji tersebut. Sebab, kepercayaan itu dibangun dari tindakan, bukan dari kata-kata kosong." Ucap Ma'mol.

Ironis, bagaimana sebuah tanda tangan yang seharusnya menjadi simbol kepastian, kini menjadi simbol dari ketidakpastian. Para guru honorer, yang sehari-hari berdiri di depan kelas dengan dedikasi tinggi, kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa perjuangan mereka belum diakui sepenuhnya oleh mereka yang duduk nyaman di kursi kekuasaan.

"Pak Enan mungkin lupa bahwa di balik angka-angka kuota yang coretkan, ada ribuan harapan yang menggantung. Ada ratusan keluarga yang menanti kepastian nasib. Janji bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi cerminan dari kepercayaan yang kini mulai pudar." Pungkas Ma'mol.

Halaman:

Editor: Deni Gartiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah