Limbah Sukaregang Menanti: Mampukah Bupati Baru Garut Membawa Perubahan?

- 22 Mei 2024, 09:08 WIB
limbah kulit. Limbah cair dan padat dari proses penyamakan kulit sering kali dibuang langsung ke sungai
limbah kulit. Limbah cair dan padat dari proses penyamakan kulit sering kali dibuang langsung ke sungai /

GARUT60DETIK, Garut - Limbah kulit di Sukaregang telah menjadi mimpi buruk bagi penduduk Garut. Selama bertahun-tahun, masalah lingkungan ini menjadi ujian berat bagi setiap bupati yang menjabat. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, hasilnya masih belum memuaskan. Kini, harapan masyarakat tertuju pada bupati baru yang diharapkan mampu membawa perubahan nyata. Pertanyaannya, apakah bupati baru bisa mengatasi limbah kulit Sukaregang atau akan mengalami nasib yang sama seperti pendahulunya?

Sukaregang merupakan jantung industri kulit di Garut, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Namun, di balik keberhasilan ekonomi ini, terdapat masalah serius: limbah kulit. Limbah cair dan padat dari proses penyamakan kulit sering kali dibuang langsung ke sungai dan tanah, mengakibatkan pencemaran lingkungan yang parah. Limbah ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat sekitar.

Baca Juga: NasDem Garut Diterpa Isu Tak Sedap: Benarkah Akan Ada Perombakan Pengurus?

Bupati-bupati sebelumnya telah mencoba berbagai metode untuk mengatasi masalah ini, namun hasilnya belum memuaskan. Beberapa langkah yang telah diambil. Upaya untuk memperketat aturan mengenai pengelolaan limbah kulit. Sayangnya, penegakan regulasi ini sering kali lemah dan tidak konsisten.

Beberapa fasilitas telah dibangun, namun banyak yang tidak berfungsi optimal karena kurangnya dana untuk operasional dan perawatan. Berbagai kampanyepun telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pelaku industri dan masyarakat, tetapi perubahan yang diharapkan belum tercapai.

Baca Juga: MK Akan Tentukan: Nurhayati PPP atau Lola Nasdem Lolos Ke Senayan?

Limbah kulit dari industri penyamakan di Sukaregang telah lama menjadi duri dalam daging bagi Kabupaten Garut. Dampak buruknya terhadap lingkungan sudah tidak dapat dipungkiri lagi, dan hal ini disebut-sebut sebagai bentuk kejahatan lingkungan yang belum mampu diatasi oleh para bupati yang menjabat sebelumnya.

Sukaregang, sebagai pusat industri kulit terbesar di Garut, telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Namun, industri ini juga menghasilkan limbah cair dan padat yang mencemari sungai dan tanah di sekitarnya. Limbah tersebut mengandung bahan kimia berbahaya yang merusak ekosistem dan membahayakan kesehatan masyarakat setempat. Selama bertahun-tahun, pencemaran ini tetap menjadi masalah yang belum terpecahkan.

Halaman:

Editor: Deni Gartiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah