Deden Sopian : Apakah Koalisi PKS-Nasdem Bisa Menjawab Aspirasi Masyarakat Garut?

- 10 Juni 2024, 12:32 WIB
Koalisi Golkar, Gerindra dan PAN untuk Pilkada Garut 2024
Koalisi Golkar, Gerindra dan PAN untuk Pilkada Garut 2024 /

GARUT60DETIK, Garut - Dalam sebuah langkah politik yang penuh dengan strategi dan intrik, Koalisi PKS dan Nasdem di Pilkada Kabupaten Garut tahun 2024 telah menjadi topik perbincangan hangat. Ketua Tim Penjaringan Partai Golkar, Deden Sopian, dalam pernyataannya yang tegas dan penuh keyakinan, menyebut terbentuknya koalisi ini sebagai sebuah keniscayaan politik.

"Terbentuknya koalisi PKS dan Nasdem ini adalah keniscayaan politik, terutama setelah sepuluh tahun bersama mengusung Rudy dan Helmi sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Selain itu, dalam Pilpres 2024 yang baru lalu, mereka juga sama-sama mendukung Anies Baswedan," ujar Deden.

Baca Juga: Nasdem Ancam Putus Koalisi! PKS Garut Harus Segera Tentukan Calon Pendamping

Di sisi lain, suasana berbeda terlihat di kubu Gerindra. Pada Pilpres 2024, Gerindra memberikan dukungan kepada Prabowo dan berkoalisi dengan Golkar, Demokrat, serta PAN dalam Koalisi Indonesia Maju. "Kami masih mempertimbangkan langkah selanjutnya, mengingat pentingnya program Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang harus terus dikawal hingga tingkat paling bawah," tambah Deden.

Partai-partai yang tergabung dalam KIM (Koalisi Indonesia Maju) memiliki kekuatan kursi yang signifikan di Kabupaten Garut. Dengan komposisi Golkar 8 kursi, Gerindra 7 kursi, Demokrat 4 kursi, dan PAN 2 kursi, total 21 kursi atau 42 persen, koalisi ini cukup kuat. Calon-calon yang mendaftar juga dikenal memiliki ketokohan yang mumpuni dan kredibel.

Baca Juga: Refleksi 10 Tahun Kabupaten Garut! Pemimpin Baru, Langkah Baru atau Lanjutan?

Deden menyoroti aspirasi masyarakat yang menginginkan pemerintahan Gercep (Gerak Cepat) untuk mengimbangi kemajuan teknologi.

"Masyarakat ingin setiap masalah ditangani dengan cepat agar tidak menjadi perbincangan yang berkepanjangan di media sosial, seolah-olah pemerintah abai terhadap kewajibannya," jelas Deden.

Ia juga mengapresiasi kejujuran Rudy Gunawan yang mengakui bahwa pemerintahannya belum maksimal dalam menjalankan program unggulan 'Amazing'.

Koalisi KIM telah membuat nota kesepahaman tertulis mengenai pentingnya pemerintahan yang responsif dan dinamis.

"Meski beberapa partai lain yang telah bersilaturahmi dengan Golkar belum membuat MoU secara tertulis, namun mereka sepaham dengan visi kami," lanjut Deden.

Dalam upaya menawarkan calon Bupati dan Wakil Bupati yang baru, Koalisi KIM ingin menangkap dinamika yang terjadi di masyarakat Garut.

Baca Juga: Apa Saja Keutamaannya Bagi Umat Yang Melaksanakan Puasa Arafah & Tarwiyah Menjelang Idul Adha.

"Masyarakat Garut sangat aktif memperbincangkan isu-isu di media sosial, terutama di Grup WA. Para bakal calon Bupati yang mendaftar pun memiliki tagline yang menggugah semangat seperti 'Energi Baru untuk Garut', 'Garut Hebat', dan 'Garut Intankeun'," ungkap Deden.

Untuk memastikan demokrasi di Kabupaten Garut berjalan dinamis, Deden menegaskan pentingnya menawarkan pilihan baru kepada masyarakat.

"Kami percaya bahwa partai-partai yang tergabung dalam KIM akan berpikir matang dan mengambil langkah bijak demi kemajuan Garut," ujarnya dengan penuh optimisme.

Seorang pengamat politik lokal, menambahkan, "Langkah PKS dan Nasdem ini mencerminkan keinginan untuk membawa perubahan signifikan di Garut. Namun, tantangan terbesar mereka adalah bagaimana mengkomunikasikan visi dan misi mereka kepada masyarakat secara efektif."

Di penghujung pernyataannya, Deden mengungkapkan harapannya, "Kami berharap hasil Pilkada 2024 dapat menghasilkan pemimpin yang mampu memajukan rakyat Garut sesuai amanat undang-undang." Drama politik di Garut ini bukan hanya tentang koalisi, tetapi juga tentang harapan akan perubahan dan kemajuan yang nyata bagi masyarakat Garut.

Editor: Deni Gartiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah