Jejak Tradisi! Adu Ketangkasan Domba Garut dari Tahun 1815-1829

- 2 Juni 2024, 07:30 WIB
Sejarah tradisi seni ketangkasan domba Garut
Sejarah tradisi seni ketangkasan domba Garut /

GARUT60DETIK - Sejarah tradisi seni ketangkasan domba Garut berawal dari masa pemerintahan Bupati Suryakanta Legawa sekitar tahun 1815-1829. Pada masa itu, Bupati Suryakanta Legawa sering berkunjung ke sahabat perguruannya bernama Haji Saleh, yang dikenal memiliki banyak domba berkualitas. Dari kunjungan-kunjungan tersebut, lahirlah tradisi unik yang hingga kini menjadi kebanggaan masyarakat Garut.

Domba-domba Haji Saleh, termasuk dua domba unggulan bernama Lenjang dan Dewa, beranak-pinak dan menghasilkan keturunan yang dikenal sebagai domba Garut. Salah satu keturunannya, Si Tablo, menjadi cikal bakal domba-domba Garut yang khusus dibudidayakan untuk seni adu ketangkasan. Berbeda dengan domba domestik pada umumnya, domba Garut ini dikhususkan untuk tampil di pentas seni ketangkasan, menampilkan kekuatan dan keahlian yang luar biasa.

Baca Juga: Teras Cimanuk Jadi Panggung Politik: Anton Heryanto dan Helmi Budiman Mesra di Nobar Persib Bandung

Kualifikasi dan perawatan domba khusus adu ketangkasan sangatlah berbeda dan lebih tertata rapi. Dari pola makan, minum, hingga kesehatan, semua aspek dirawat dengan baik untuk memastikan domba-domba ini berada dalam kondisi terbaik. Umumnya, domba jenis ini memiliki fisik yang kekar dengan berat sekitar 60-80 kilogram. Ciri khas lainnya adalah tanduk baplang yang besar dan lebar seperti kumis pria yang melebar, warna bulu yang kebanyakan putih, serta telinga yang nggiri (kecil dan tegak).

Tradisi adu ketangkasan domba Garut tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi simbol prestise dan kebanggaan bagi para pemiliknya. Domba-domba ini dilatih dengan tekun dan disiplin untuk dapat berkompetisi dalam berbagai ajang ketangkasan. Selain kekuatan fisik, domba Garut juga dikenal memiliki mental yang kuat dan daya tahan yang luar biasa.

Baca Juga: Politik Garut Memanas! Hasil Survei Poltracking dan Kuda Hitam di Pilkada 2024

Perawatan yang intensif juga mencakup pemberian makanan bergizi tinggi dan vitamin, serta pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter hewan. Semua upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa domba-domba tersebut selalu dalam kondisi prima dan siap bertanding kapan saja.

Hingga kini, tradisi seni ketangkasan domba Garut terus berkembang dan menjadi bagian penting dari budaya lokal. Setiap pertandingan selalu menarik minat banyak penonton, baik dari dalam maupun luar daerah. Tradisi ini tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi para peternak dan masyarakat sekitar.

Dengan segala keunikan dan kekhasannya, seni ketangkasan domba Garut menjadi salah satu warisan budaya yang membanggakan. Dari masa Bupati Suryakanta Legawa hingga saat ini, tradisi ini tetap hidup dan berkembang, membawa semangat dan kekuatan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Editor: Uus usman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah