Potret Sejarah! Penduduk Garut dalam Acara Nyair Tahun 1910

- 28 Juni 2024, 20:00 WIB
/

 

GARUT60DETIK - Pada tahun 1910, sebuah foto yang kini menjadi bagian dari koleksi KITLV menangkap momen unik dalam kehidupan penduduk Garut, Jawa Barat. Dalam foto tersebut, terlihat sejumlah orang sedang sibuk mencari ikan di sungai. Kegiatan ini, yang dikenal dengan sebutan "Nyair" dalam bahasa Sunda, bukan hanya sekadar upaya mencari ikan, tetapi juga sebuah tradisi yang sarat makna sosial dan ekologis.

Sejarah dan Makna Nyair dalam Budaya Sunda

Nyair merupakan sebuah tradisi yang telah ada sejak lama dalam budaya Sunda. Secara harfiah, Nyair berarti mencari atau menangkap ikan di sungai. Namun, lebih dari sekadar definisi sederhana tersebut, Nyair mencerminkan sebuah praktik kolektif yang menggambarkan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan kearifan lokal masyarakat Sunda.

Baca Juga: BK Akan Ambil Alih Laporan Kasus Etik FAGAR, Jika Disposisi Pimpinan DPRD Garut Tidak Diberikan

Pada masa itu, sungai-sungai di Garut menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial. Masyarakat bergantung pada sungai untuk berbagai kebutuhan, termasuk mencari ikan yang menjadi salah satu sumber pangan utama. Nyair dilakukan secara bergotong-royong, melibatkan seluruh anggota masyarakat, baik pria maupun wanita, tua maupun muda. Aktivitas ini sering kali menjadi sebuah acara yang dinanti-nantikan, karena bukan hanya memberikan hasil tangkapan yang melimpah, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga.

Proses Pelaksanaan Nyair

Pelaksanaan Nyair biasanya dilakukan pada musim kemarau, ketika air sungai surut dan ikan-ikan lebih mudah terlihat dan ditangkap. Masyarakat menggunakan berbagai alat tradisional seperti jala, jaring, dan keranjang bambu yang disebut "boboko." Mereka bekerja sama untuk menghalau ikan menuju jaring yang telah dipasang di bagian-bagian tertentu sungai.

Baca Juga: DPRD Garut Sibuk Apa? Laporan Etik FAGAR Belum Juga Diurus

Proses ini dimulai dengan persiapan alat-alat yang akan digunakan. Para pria biasanya bertanggung jawab menyiapkan jaring dan jala, sementara para wanita dan anak-anak membantu menyiapkan keranjang dan wadah untuk menampung ikan. Setelah semua siap, mereka turun ke sungai dan mulai bekerja sama untuk menangkap ikan. Dalam suasana penuh semangat dan kebersamaan, suara tawa dan canda terdengar, menciptakan atmosfer yang hangat dan penuh kegembiraan.

Dimensi Sosial dan Ekologis Nyair

Selain aspek sosial, Nyair juga memiliki dimensi ekologis yang penting. Tradisi ini mengajarkan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak dan bertanggung jawab. Dalam kegiatan Nyair, terdapat aturan-aturan tidak tertulis yang dipegang teguh oleh masyarakat, seperti tidak menangkap ikan yang masih kecil dan menjaga kebersihan sungai. Dengan cara ini, kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

Baca Juga: Wajib Cek Status Pendaftaran Dan Pengumuman Penerimaan PDB SMA/SMK, Setelah Melakukan Pendaftaran PPDB 2024 .

Halaman:

Editor: Deni Gartiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah