Jejak Sejarah Kabupaten Garut: Dari Kerajaan Tarumanegara hingga Kesultanan Cirebon

- 12 Juni 2024, 09:30 WIB
Kabupaten Garut pernah menjadi bagian dari kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa
Kabupaten Garut pernah menjadi bagian dari kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa /

GARUT60DETIK - Dalam sejarah panjangnya, Kabupaten Garut di Jawa Barat telah menjadi bagian dari berbagai kerajaan yang berkuasa di Pulau Jawa. Pada abad ke-7, Garut berada di bawah pengaruh Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terkenal dengan prasasti-prasasti batu bertuliskan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Tarumanegara dikenal sebagai kerajaan yang memiliki sistem irigasi yang maju dan berkembang pesat dalam bidang pertanian dan perdagangan.

Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanegara, pada abad ke-14, wilayah Garut menjadi bagian dari Kerajaan Sunda. Kerajaan Sunda adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berpusat di wilayah Jawa Barat dengan ibu kota di Pakuan Pajajaran. Pada masa ini, Garut menjadi daerah penting dan strategis, terutama dalam jalur perdagangan antara pesisir utara dan selatan Pulau Jawa. Garut dikenal dengan hasil bumi yang melimpah, termasuk beras, buah-buahan, dan hasil hutan lainnya, yang menjadikannya pusat perdagangan regional.

Memasuki abad ke-16, Garut mengalami perubahan signifikan ketika Kesultanan Cirebon mengambil alih kekuasaan. Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Di bawah pemerintahan Kesultanan Cirebon, Garut berkembang pesat sebagai pusat perdagangan. Perdagangan kopi, kain, dan rempah-rempah di Garut meningkat pesat, menarik perhatian para pedagang Eropa, khususnya dari Belanda dan Inggris.

Belanda dan Inggris, yang saat itu sedang memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara, mulai tertarik dengan kekayaan sumber daya alam Garut. Kopi Garut, yang terkenal dengan kualitasnya yang tinggi, menjadi salah satu komoditas utama yang diekspor ke Eropa. Selain itu, kain dan rempah-rempah dari Garut juga menjadi barang dagangan yang diminati di pasar internasional.

Kehadiran bangsa Eropa, terutama Belanda melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), membawa dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi di Garut. VOC mendirikan pos-pos perdagangan dan memperkenalkan sistem tanam paksa yang mengharuskan petani lokal menanam komoditas tertentu untuk diekspor. Hal ini meningkatkan produksi dan ekspor kopi, namun juga membawa dampak negatif seperti eksploitasi sumber daya alam dan penduduk lokal.

Pada masa kolonial Belanda, Garut menjadi salah satu daerah yang berkembang pesat dengan infrastruktur yang lebih baik. Pembangunan jalan raya dan jalur kereta api yang menghubungkan Garut dengan kota-kota besar lainnya di Jawa Barat, seperti Bandung dan Batavia (Jakarta), semakin mempermudah arus perdagangan dan mobilitas penduduk. Garut juga dikenal dengan keindahan alamnya, seperti pegunungan, danau, dan sumber air panas yang menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Garut menjadi bagian dari Republik Indonesia dan terus berkembang sebagai daerah agraris dengan potensi pariwisata yang besar. Hingga saat ini, Kabupaten Garut tetap dikenal dengan produk-produk unggulannya seperti kopi, dodol, dan berbagai hasil pertanian lainnya, serta sebagai destinasi wisata alam yang menawan.

Perjalanan sejarah Kabupaten Garut dari masa ke masa menunjukkan betapa pentingnya wilayah ini dalam peta politik dan ekonomi Pulau Jawa. Pengaruh berbagai kerajaan dan bangsa Eropa telah membentuk Garut menjadi daerah yang kaya akan sejarah, budaya, dan potensi ekonomi yang terus berkembang hingga sekarang.

 

Editor: Deni Gartiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah