Ucapan Ketua DPRD Garut Viral: 'Mangga Nangisna Sing Sae' Dinilai Merendahkan Perjuangan Guru Honorer

15 Juni 2024, 09:24 WIB
para guru honorer marah dan kecewa atas Ucapan Ketua DPRD Garut Euis Ida /

GARUT60DETIK - Gelombang kekecewaan dan kemarahan dari ribuan guru honorer serta masyarakat Garut mencapai puncaknya setelah pernyataan kontroversial Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, viral di media sosial. menurut para guru honorer dengan nada yang sangat tidak pantas, Euis Ida mengucapkan "Mangga Nangisna Sing Sae" yang artinya "Menangislah dengan baik," kepada para guru honorer yang sedang berjuang untuk hak-hak mereka di depan gedung DPRD.

Pernyataan ini menunjukkan betapa jauhnya Ketua DPRD dari empati dan kesadaran akan penderitaan rakyat. Banyak warga Garut yang mempertanyakan, "Apakah mereka yang duduk di kursi empuk DPRD Garut benar-benar paham dan peduli dengan perjuangan rakyat? Atau mereka hanya sibuk dengan kepentingan pribadi dan kegaduhan politik?"

Baca Juga: Guru Honorer Garut Sindir Enan: Kabur di Tengah Tuntutan, Janji 2000 P3K Hanya Ilusi dan Pencitraan Politik

Kritik tajam pun datang dari berbagai kalangan masyarakat yang merasa tersinggung dan tidak dihargai oleh sikap Ketua DPRD. Seorang tokoh pendidikan di Garut mengatakan, "Ucapan seperti itu tidak seharusnya keluar dari mulut seorang pemimpin. Euis Ida telah mempermalukan dan merendahkan martabat guru-guru honorer yang selama ini sudah berjuang keras demi masa depan anak-anak Garut."

Warga Garut dengan tegas menyatakan bahwa tindakan dan ucapan Euis Ida bukan hanya mencerminkan kurangnya empati, tetapi juga menunjukkan betapa DPRD Garut telah kehilangan arah dan tujuan. "Mereka yang seharusnya menjadi suara rakyat kini justru memperlihatkan betapa jauhnya mereka dari realitas kehidupan sehari-hari kita. Apakah mereka sadar bahwa gaji dan tunjangan besar yang mereka terima adalah hasil jerih payah rakyat?" ungkap seorang warga dengan penuh kekecewaan.

Baca Juga: Sikap Nyinyir Euis Ida Memicu Amarah: Ketua DPRD Garut Dianggap Tak Pantas Jadi Wakil Rakyat

Para guru honorer yang mengikuti aksi tersebut merasa dihina dan tidak dihargai. Salah satu guru honorer menyampaikan, "Kami datang dengan harapan mendapatkan dukungan, namun yang kami terima justru merasa terhina. Apakah ini yang disebut wakil rakyat? Kami tidak butuh kata-kata kosong, kami butuh tindakan nyata dan empati."

Insiden ini harus menjadi peringatan keras bagi seluruh anggota DPRD Garut bahwa mereka dipilih bukan untuk bersantai di kursi empuk dengan segala fasilitas mewah, tetapi untuk memperjuangkan dan menyuarakan kepentingan rakyat.

Baca Juga: Pemkab Garut Dituding Berbohong, Guru Honorer Tuntut Peningkatan Kuota P3K

"Sikap seperti ini hanya akan memperparah krisis kepercayaan publik terhadap DPRD Garut. Jika mereka tidak segera berubah dan menunjukkan bahwa mereka benar-benar peduli, maka rakyat tidak akan segan-segan untuk menarik kepercayaan mereka," tegas seorang warga Garut.

Masyarakat Garut menuntut tindakan nyata dari Ketua DPRD Garut. Mereka berharap bahwa kejadian ini bisa membuka mata para pejabat publik bahwa jabatan yang mereka pegang adalah amanah dari rakyat, bukan sekadar posisi untuk diri sendiri dan golongannya. "Kita membutuhkan pemimpin yang berani, tegas, dan benar-benar peduli dengan kondisi rakyatnya, bukan yang hanya pandai berbicara namun kosong dalam tindakan," pungkas seorang warga dengan penuh kekecewaan.

Dengan kejadian ini, diharapkan para wakil rakyat di DPRD Garut dapat segera introspeksi dan kembali fokus pada tugas utama mereka, yaitu memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat Garut dengan penuh dedikasi dan empati ditengah tunjangan dan pasilitas juga gaji besar dari uang rakyat untuk para anggota DPRD Garut yang terhormat. **

Editor: Deni Gartiwa

Tags

Terkini

Terpopuler