GARUT60DETIK - Mesin rotary atau Wankel adalah salah satu inovasi teknik mesin yang paling unik dalam sejarah otomotif. Mesin ini berbeda dari mesin piston konvensional karena menggunakan rotasi rotor untuk menghasilkan tenaga, bukan gerakan naik-turun piston.
Salah satu varian yang sering menarik perhatian penggemar otomotif adalah mesin rotary 4 rotor, yang dikenal karena tenaga besar dan suara khasnya yang sangat ikonik. Namun, meskipun potensi yang menggiurkan, mesin rotary 4 rotor tidak pernah diproduksi massal oleh pabrikan mobil. Lalu, apa alasan di balik hal ini?
Baca Juga: Konspirasi Lagu J. Cole 'She Knows', Punya Kaitan Dengan Kasus P Diddy?!
Sejarah Singkat Mesin Rotary
Mesin rotary pertama kali diperkenalkan oleh Felix Wankel pada 1950-an dan dikembangkan lebih lanjut oleh Mazda pada 1960-an. Mazda menjadi salah satu pabrikan paling dikenal dengan teknologi mesin rotary, terutama dengan model-model seperti Mazda RX-7 dan Mazda RX-8 yang menggunakan mesin rotary 2 rotor. Mesin ini terkenal karena ringan, kompak, dan mampu menghasilkan tenaga besar dari kapasitas mesin yang kecil.
Meskipun demikian, rotary juga memiliki banyak kekurangan, terutama dari segi efisiensi bahan bakar dan keandalan. Mesin ini cenderung memiliki masalah dengan keausan seal rotor, yang menyebabkan kebocoran kompresi dan menurunkan performa. Meskipun rotary 2 rotor mendapatkan popularitas di kalangan penggemar performa, mesin rotary dengan lebih dari dua rotor, seperti 4 rotor, tidak pernah benar-benar mencapai tahap produksi massal.
Kenapa Mesin Rotary 4 Rotor Tidak Diproduksi Massal?
Ada beberapa alasan utama mengapa mesin rotary 4 rotor tidak pernah diproduksi massal, meskipun kelebihannya dalam hal tenaga dan performa sangat menggoda. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi penghalang utama.
-
Biaya Produksi yang Sangat Tinggi
Mesin rotary 4 rotor membutuhkan desain dan komponen yang lebih rumit dibandingkan versi 2 rotor. Jumlah rotor yang lebih banyak tidak hanya meningkatkan kompleksitas, tetapi juga membutuhkan lebih banyak material, pengerjaan, dan teknologi untuk mempertahankan keandalan mesin. Dengan empat rotor, mesin ini memerlukan casing yang lebih besar dan lebih kuat untuk menahan tenaga yang lebih besar, serta pendinginan yang lebih baik untuk menjaga suhu mesin tetap stabil.
Semua faktor ini meningkatkan biaya produksi secara signifikan. Untuk perusahaan seperti Mazda, yang lebih fokus pada kendaraan sport ringan dengan harga terjangkau, biaya tinggi untuk memproduksi mesin 4 rotor tidak sebanding dengan potensi keuntungan dari penjualan massal. Pasar mobil sport dengan mesin rotary yang mahal dan eksotis terlalu kecil untuk mengamankan profitabilitas dalam skala produksi massal.
-
Efisiensi Bahan Bakar yang Buruk
Salah satu kelemahan utama dari mesin rotary adalah efisiensi bahan bakarnya yang rendah. Mesin ini membakar bahan bakar dengan cara yang kurang efisien dibandingkan mesin piston konvensional, yang berarti konsumsi bahan bakar pada mesin rotary lebih tinggi. Pada mesin 4 rotor, masalah ini semakin parah karena jumlah rotor yang lebih banyak berarti lebih banyak bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan tenaga.